Harga Emas Loyo, Investornya Deg-Degan Tunggu Data The Fed
PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas melemah menjelang rilis rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa waktu Amerika Serikat (AS) atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Pada perdagangan Senin (20/11/2023) harga emas di pasar spot ditutup terkoreksi 0,14% di posisi US$ 1.977,19 per troy ons.
Sementara, hingga pukul 06.25 WIB Selasa (21/11/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau menguat 0,15% di posisi US$ 1.980,19 per troy ons.
Harga emas turun pada perdagangan Senin karena terbebani oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS, dengan investor menunggu risalah pertemuan terakhir The Federal Reserve untuk mendapatkan isyarat mengenai jalur suku bunga bank sentral.
“Secara teknis kita telah melihat emas mencapai resistensi dan kembali ke kisaran perdagangan dengan tingkat suku bunga yang agak lebih tinggi sebagai katalis di sini,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters.
The Fed akan mempertahankan narasinya bahwa kebijakan moneter akan bergantung pada inflasi dan akan mempertahankan kenaikan suku bunga selama diperlukan, tambahnya.
Risalah pertemuan The Fed akan dirilis pada hari Selasa.
Data minggu lalu menghidupkan kembali harapan bahwa The Fed dapat mulai melonggarkan kondisi moneternya lebih cepat dari perkiraan setelah pasar tenaga kerja melambat dan laporan inflasi konsumen yang lebih lemah dari perkiraan.
Suku bunga yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar dan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Dolar AS tergelincir 0,3% ke level terendah dalam lebih dari 2,5 bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, sehingga membatasi penurunan emas pada perdagangan kemarin.
Indeks dolar melemah ke 103,44 pada perdagangan kemarin sementara imbal hasil US Treasury melemah ke 4,42% dari 4,44% pada perdagangan hari sebelumnya.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
CNBC Indonesia Research
research@cnbcindonesia.com
No Comments