Blog

IHSG Bergairah Lagi, 6 Saham Ini Pemicunya

08:19 20 November in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Info dan Kegiatan, Uncategorized
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergairah pada perdagangan sesi II Senin (20/11/2023), ditopang oleh dana investor asing yang mengalir deras masuk ke pasar keuangan RI dalam beberapa hari terakhir.

Per pukul 14:41 WIB, IHSG naik 0,15% ke posisi 6.988,066. IHSG pada hari ini sudah mendekati level psikologis 7.000. Namun hingga sesi II, IHSG belum mampu menyentuh level psikologis tersebut.

Nilai transaksi indeks pada sesi II hari ini mencapai sekitarĀ Rp 5,6 triliun dengan melibatkan 12 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 863.788 kali. Sebanyak 222 saham menguat, 290 saham terkoreksi dan 236 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor infrastruktur kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi II hari ini, yakni mencapai 3,17%.

Di lain sisi, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Barito Renewables Energy BREN 18,52 6.775 7,11%
Astra International ASII 5,66 5.850 2,63%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO 4,16 86 2,38%
Bayan Resources BYAN 4,04 19.475 1,70%
Telkom Indonesia (Persero) TLKM 3,54 3.590 1,13%
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI 2,93 5.250 0,48%

Sumber: RefinitivĀ & RTI

Emiten energi baru dan terbarukan milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) lagi-lagi menjadi top movers IHSG di hari ini, yakni mencapai 18,5 indeks poin.

IHSG kembali menguat di tengah derasnya aliran dana investor asing yang masuk ke Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) pada transaksi periode 13 – 16 November 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 7,33 triliun, dengan rincian beli neto Rp 2,49 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 0,87 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 3,97 triliun di SRBI.

Hal ini berkebalikan dengan data transaksi 6 – 9 November 2023 yang tercatat investor asing mencatat jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,27 triliun. Mereka keluar dari pasar domestik baik di pasar SBN maupun di pasar saham.

Baca Juga : Harga Emas Pekan Ini: Mungkinkah Naik ke US$ 2.000?

Catatannet buysebesar Rp 7,33 triliun pada pekan lalu adalah yang tertinggi sejak pekan pertama Mei 2023 atau lebih dari enam bulan terakhir.

Sedangkan menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 16,57 miliar sepanjang pekan lalu.

Penguatan IHSG masih berkaitan dengan melandainya data inflasi Amerika Serikat (AS), baik inflasi konsumen (consumer price index/CPI) maupun inflasi produsen (producer price index/PPI) periode Oktober 2023 dan mendinginnya data tenaga kerja AS.

Seperti diketahui, CPI AS melandai ke 3,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Oktober 2023, dari 3,7% (yoy) pada September 2023.

Tak hanya CPI AS saja, PPI AS juga melandai ke 0,5% (month-to-month/mtm) pada Oktober 2023. Kontraksi ini adalah yang pertama sejak Mei dan terbesar sejak April 2020. Secara tahunan (yoy), harga produsen naik 1,3% dari Oktober 2022, melandai dari 2,2% pada September 2023 dan menjadi kenaikan terkecil sejak Juli.

Di lain sisi, Pengajuan tunjangan pengangguran naik 13.000 menjadi 231.000 untuk pekan yang berakhir 11 November, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Rabu waktu Indonesia. Angka tersebut merupakan tertinggi dalam tiga bulan.

Data-data tersebut semakin menegaskan jika inflasi AS memang sudah mendingin sehingga membawa harapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera melunak.

PerangkatCME FedWatch tool menunjukkan 100% pelaku pasar melihat The Fed masih akan menahan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.

Meski begitu, penguatan IHSG cenderung tertahan dan belum bisa menembus kembali level psikologis 7.000 karena beberapa pelaku pasar cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia (BI).

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

No Comments

Post a Comment