
Arah The Fed Bikin Bingung, Harga Emas Jadi Nggak Kemana-Mana
PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas bergerak stagnan di tengah keraguan investor dan pelaku pasar akan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Harag emas pada perdagangan Rabu (7/2/2024) ada di posisi US$ 2.034,75 per troy ons atau menguat 0,03%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan sebesar 0,06% pada perdagangan hari sebelumnya.
Sepanjang pekan ini, harga emas sangat labil dengan pergerakan tipis. Dalam empat hari terakhir, harga emas menguat dua kali dan melemah dua kali.
Pada perdagangan pagi ini, Kamis (8/2/2024), pukul 06:06 WIB harga emas ada di posisi US$ 2.035,40 atau menguat 0,03%.
Analis dari Blue Line, Phillip Streible, mengatakan harga emas labil cenderung stagnan karena pelaku pasar masih belum melihat kejelasan kebijakan The Fed ke depan.
Sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pandangan mengenai kebijakan The Fed ke depan di beberapa acara pekan ini.
Mayoritas menegaskan jika The Fed belum akan memangkas suku bunga sampai mereka percaya diri jika inflasi akan turun ke kisaran 2%. Namun, terdapat pula pejabat yang cenderung dovish.
“Saat ini kebijakan kami sudah bagus, kamu sangat hati-hati dalam menilai data-data yang sudah ada dan outlook ke depan. Jika kami mulai percaya diri kamu akan mulai memangkas suku bunga tahun ini,” tutur Presiden The Fed Boston Susan Collins di acara Boston Economic Club, kemarin, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Chairman The Fed Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika pemangkasan masih jauh. Powell dalam wawancaranya di “60 Minutes” di CBS mengatakan jika The Fed akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga tahun ini.
“Kami ingin melihat bukti yang lebih meyakinkan jika inflasi melaju ke kisaran 2% sebelum mengambil langkah yang sangat penting berupa pemangkasan suku bunga,” tutur Powell, dikutip dari CNBC International.
Presiden The Richmond President Thomas Barkin di acara The Economic Club of Washington juga menyampaikan pandangan hawkish. Dia menekankan jika The Fed akan sabar menunggu inflasi turun.
Sebaliknya, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memiliki pandangan yang lebih dovish.
“Saya bisa katakan dua atau tiga kali pemangkasan suku bunga tepat dilakukan sejarang jika melihat data yang ada,” tuturnya dikutip dari CNBC International.
Data-data ekonomi AS masih bergerak kencang.Pada Jumat lalu (2/2/2024) Biro Ketenagakerjaan AS melaporkan data pekerjaan tercatat di luar pertanian (nonfarm payroll/NFP) periode Januari 2024 sebanyak 353.000. Jauh dari ekspektasi yang perkiraan bisa turun ke 182.000 dari bulan sebelumnya sebesar 333.000 pekerjaan.
Tingkat pengangguran juga meleset dari perkiraan yang proyeksi bisa naik ke 3,8℅. Realisasi-nya pada Januari 2024 angka pengangguran masih sama dari bulan sebelumnya di 3,7℅.
Inflasi juga meningkat menjadi 3,4% (year on year/yoy) pada Desember 2023, dari 3,1% (yoy) pada November 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindoneia.com
No Comments