Ingat! Blue Chip Tak Selalu Cuan, 11 Saham Raksasa Ini Justru Boncos
PT. Equityworld Futures Manado – Belum lama ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan hasil evaluasi mayor atau rebalancing terhadap konstituen indeks LQ45 periode 1 Februari hingga 31 Juli 2024. Dalam rebalancing periode tersebut, terdapat beberapa saham-saham blue chip.
Pengumuman ini menjadi perhatian besar mengingat Investasi saham di indeks LQ45 kerap menjadi pilihan yang menarik. Likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, membuat saham blue chip sering dinilai aman dan menguntungkan, khususnya bagi para investor pemula.
Apakah seluruh saham-saham di indeks LQ45 dapat dikatakan aman dan menguntungkan?
Baca Juga : Harga Emas Bangkit Tapi Masih Bikin Deg-Degan
Jawabannya tidak, karena didalam indeks LQ45 terdapat 45 saham dengan berbeda-beda sektor dan segmen bisnis. Kenaikan dan penurunan harga saham tentunya dipengaruhi oleh kinerja keuangan Perseroan yang didorong dari kondisi ekonomi dalam dan luar negeri yang berkaitan erat dengan segmen bisnis masing-masing emiten.
Sebagian saham di indeks LQ45 juga masuk dalam kategori saham Blue Chip, yang dimana saham yang menjadi market leader (pemimpin pasar) di sektornya.
Berikut 11 saham yang menjadi market leader di setiap sektor.
Selain dari kapitalisasi pasar, saham blue chip juga relatif lebih lama berada di pasar modal dan perusahaan tersebut telah mengalami peningkatan laba dan perkembangan yang signifikan.
Karakteristik lainnya dari saham blue chip adalah rasio utang dan aset yang stabil. Saham Blue chip yang ada di sektor perbankan, misalnya, biasanya memiliki Debt to Equity Ratio tidak lebih dari 15%.
Hal tersebut penting untuk diperhatikan, karena akan sebanding dengan risiko yang diterima investor. Kemudian, saham blue chip juga relatif lebih sering atau bahkan konsisten membagikan dividen kepada investor.
Adapun, saham blue chip memiliki kinerja yang solid. Karena itu lah, dalam hal ini, saham blue chip biasanya hanya dimiliki oleh perusahaan yang mampu mencetak laba rutin setiap tahunnya.
Sayangnya, meski saham-saham blue chip mampu mencetak laba setiap tahunnya, namun terdapat beberapa saham-saham blue chip yang justru tidak diapresiasi oleh para pelaku pasar. Salah satu alasannya adalah meski mampu mencetak laba namun labanya tidak selalu bertumbuh dengan baik dan bisnisnya belum menarik.
Hal ini pun berdampak terhadap kerugian para investor yang telah meyakini bahwa berinvestasi di saham blue chip pasti aman dan untung. Namun, sayangnya tidak semua saham blue chip berhasil mencatatkan kenaikan harga saham, justru sebagian mencatatkan penurunan dan membuat investor boncos.
Berikut 11 saham blue chip yang mencatatkan kinerja saham terburuk selama lima tahun ke belakang.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC Indonesia Research
research@cnbcindonesia.com
No Comments