
Breaking! Harga Batu Bara Ambles 5% ke Terendah dalam 2 Tahun
PT. Equityworld Futures Manado – Harga batu bara ditutup terkoreksi membentuk level terendah dalam 28 bulan atau sejak Juni 2021. Penurunan dalam ini menyebabkan harga batu bara menjebol level psikologis US$130 per ton.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup di posisi US$ 127,4 per ton atau ambruk 5,14 % pada perdagangan Selasa (31/10/2023).
Pelemahan ini menjadikan kinerja si pasir hitam sepanjang bulan ini terkoreksi 14,1%. Koreksi ini menjadikan harga batu bara terendahnya sejak tren kenaikan panjang akibat masalah pasokan yang diperparah perang Rusia-Ukraina.
Jebolnya level terendah memungkinkan tren harga batu bara tinggi akan berakhir. Di sisi lain, potensi tingginya permintaan listrik China masih memungkinkan harga batu bara rebound ke depan.
Koreksi harga batu bara terjadi meski permintaan China pada musim dingin ini mungkin meningkat sebesar 140 gigawatt (GW) atau 12,1% dari puncak tahun lalu, karena penggunaan listrik melonjak pada paruh kedua tahun 2023, kata seorang pejabat pada Senin yang dikutip dari Reuters.
Permintaan puncak pada musim dingin lalu adalah 1.159 GW, menurut data yang dirilis sebelumnya dari National Energy Administration (NEA).
Permintaan listrik Tiongkok pada bulan September naik sebesar 9,9% dari tahun sebelumnya menjadi 781 ribu GigaWatt-hour (GWh), kata NEA awal bulan ini, seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
Meskipun pasokan listrik pada musim dingin umumnya terjamin, kekurangan listrik diperkirakan terjadi di provinsi Yunnan, dan mungkin terjadi kekurangan listrik di Mongolia Dalam, pejabat itu menambahkan.
Baca Juga : Langka! Melambung 7%, Harga Emas Terbang ke Langit Ke-7
Meski permintaan diperkirakan meningkat, S&P Global Commodity Insight memperkirakan China masih akan menahan permintaannya sementara agar dapat membeli dengan harga murah. Penahanan permintaan ini mungkin dilakukan sebagai langkah persiapan China yang akan membutuhkan batu bara yang tinggi ke depan.
Penundaan permintaan China menjadi berhasil menjatuhkan harga batu bara, bahkan menyentuh level terendahnya dalam 2 tahun lebih.
Demikian pula dengan India, konsumen batu bara terbesar kedua ini juga diperkirakan menahan permintaannya, karena enggan membeli pada harga saat ini. Permintaan dua raksasa ekonomi Asia yang ditahan menghancurkan harga pasir hitam.
Selain itu, penurunan harga juga disebabkan oleh mulai beralihnya ke sumber energi gas di tengah pasokan batu bara yang masih mencukupi.
Dalam perdagangan batubara fisik, kurangnya “pembeli asli” terus “menghambat aktivitas”, kata seorang broker dalam sebuah catatan kepada kliennya yang dikutip dari Montel.
Seorang analis pemasok batu bara sepakat bahwa permintaan tidak banyak, meskipun ia mengatakan terdapat peningkatan konsumsi di Jerman. Ia juga menunjukkan adanya keterbatasan pada kualitas batubara dengan spesifikasi lebih tinggi.
Ambruknya harga batu bara sejalan dengan melemahnya harga komoditas lain. Harga minyak brent ditutup melemah 0,04% sementara brent jeblok 1,5%. Harga gas alam Eropa juga ambruk 5% da harga minyak sawit mentah ambles 1,6%/
CNBC Indonesia Research
research@cnbcindonesia.com
No Comments