
Harga Emas Turun 1.5% diharga US$ 2.200
Harga emas dunia mengalami penurunan yang signifikan di tengah lonjakan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury. Keduanya naik seiring dengan kecenderungan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang mempertahankan sikap hawkish dan penantian data inflasi AS pekan ini.
Berdasarkan data Refinitiv, pada perdagangan Rabu (26/6/2024), harga emas berakhir melemah 0,91% atau nyaris 1% ke angka US$2.297 per troy ons. Ini merupakan penutupan terlemah sejak 22 Juni 2024 atau 12 hari terakhir. Untuk pertama kalinya, harga emas turun ke level US$2.200 per troy ons. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas menjadi dua hari berturut-turut dengan total penurunan lebih dari 1,5%.
Pagi ini pukul 06:28 WIB, harga emas sedikit mengalami kenaikan sebesar 0,01% ke angka US$2.298 per troy ons. Namun, secara keseluruhan harga emas masih terdampak negatif oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar melemah menjadi 106,05, posisi tertinggi sejak 16 April 2024 atau 1,5 bulan terakhir. Imbal hasil US Treasury juga naik ke 4,32%, tertinggi dalam 10 hari terakhir.
Kenaikan dolar AS dan imbal hasil US Treasury memberikan dampak negatif bagi emas. Penguatan dolar AS membuat pembelian emas dalam mata uang lain menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan. Selain itu, emas yang tidak menawarkan imbal hasil menjadi kurang menarik dibandingkan US Treasury yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Pernyataan terbaru dari pejabat Federal Reserve juga mempengaruhi sentimen pasar, termasuk dolar dan imbal hasil US Treasury. Gubernur Fed Lisa Cook mengakui adanya kemajuan dalam mengendalikan inflasi dan perlambatan pasar tenaga kerja, namun tidak memberikan jadwal pasti untuk penurunan suku bunga. Gubernur Fed Michelle Bowman menyatakan bahwa belum saatnya untuk menurunkan suku bunga dan mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.
Perkembangan ini terjadi menjelang laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang penting, yang akan dirilis pada Jumat. Para ekonom memperkirakan perlambatan laju harga konsumen untuk bulan sebelumnya. PCE “inti”, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, diperkirakan mencapai level terendah sejak Maret 2021. Jika laporan PCE sesuai dengan prediksi, ini bisa menandakan bahwa inflasi bergerak menuju target 2% yang diinginkan oleh Fed, sehingga mungkin mendorong pertimbangan untuk penurunan suku bunga acuan mulai September.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menekankan perlunya kepercayaan lebih besar terhadap data ekonomi sebelum melakukan penyesuaian kebijakan. Laporan PCE yang menguntungkan bisa menjadi awal dari “serangkaian data ekonomi baik” yang diharapkan oleh Fed, membuka jalan untuk pemangkasan suku bunga lebih awal dibanding yang diindikasikan oleh Gubernur Cook dan Bowman.
Kombinasi kekuatan dolar, kenaikan yield, dan sinyal bervariasi dari pejabat Fed menciptakan lingkungan yang menantang bagi harga emas dalam jangka pendek. Namun, laporan PCE yang akan datang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan Fed di masa depan, dan dengan demikian mempengaruhi sentimen pasar terhadap harga emas.
No Comments