Blog

Harga Emas Siap Cetak Rekor Baru, Pemiliknya Bisa Pesta Sampai Pagi

10:32 14 August in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Info dan Kegiatan, Market Review, Uncategorized
0 Comments
0

Equityworld Futures ManadoHarga emas melesat dan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini ditopang oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury setelah data inflasi harga produsen (PPI) melandai serta penantian data inflasi AS.

Merujuk data dari Refinitiv, pada hari ini, Rabu (14/8/2024) pukul 18.22 WIB, harga emas tercatat berada di posisi US$ 2.472,75 per troy ons atau naik 0,31% dibandingkan penutupan sebelumnya di angka US$ 2.465,03 per troy ons.

Posisi tersebut mendekati harga intraday tertingginya yakni di US$ 2.483 per try ons yang tercipta pada 17 Juli 2024. Sementara itu, rekor penutupan tertinggi adalah di US$ 2.472,25 per troy ons yang tercipta pada Senin pekan ini (12/8/2024).

Harga emas sempat melemah 0,29% pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (13/8/2024) di posisi US$ 2.465,03 per troy ons.

Pergerakan emas kemudian berbalik melemah seiring dengan aksi ambil untung dan ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve.

Penurunan harga emas ini mengindikasikan bahwa pasar masih dibayangi oleh volatilitas tinggi akibat ketidakpastian ekonomi global dan perkembangan geopolitik. Pergerakan harga yang fluktuatif juga mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh sentimen investor terhadap inflasi dan suku bunga.
Namun, emas dengan cepat melesat pada sore hari ini atau menjelang pengumuman inflasi AS untuk Juli 2024 yang akan diumumkan pada malam ini pukul 19.30 WIB.

“Harga emas bisa turun hingga US$ 2.300 jika data (CPI) tidak sejalan dengan ekspektasi pemotongan suku bunga, tetapi dalam jangka panjang, logam mulia ini kemungkinan akan naik karena melemahnya ekonomi AS memungkinkan The Fed untuk memangkas suku bunga secara signifikan,” ujar Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com, kepada Reuters.

Data pada Selasa menunjukkan harga produsen AS melandai 2,2% (year on year/yoy) pada Juli 2024. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yakni di angka 2,3% (yoy) serta jauh di bawah Juni lalu yang tercatat 2,7% (yoy). Jika data ifnlasi AS melandai lebih cepat dibandingkan ekspektasi pasar maka emas bisa terbang lagi dan mencetak rekor baru untuk penutupan.

Melandainya PPI memberi harapan jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga. Menurut CME FedWatch Tool, para pedagang melihat peluang 54% dari pemotongan suku bunga 50 basis poin pada September.

Harapan tersebut membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury tumbang. Indeks dolar melemah ke 102,46 pada hari ini, atau terendah sejak pertengahan Januari 2024  . Imbal hasil US treasury tenor 10 tahun juga melandai ke 3,83% atau terendah sejak 5 Agustus 2024.

Melandainya dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak positif ke emas. Melemahnya dolar AS membuat konversi pembelian emas semakin murah sehingga minat membeli meningkat. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury membuat emas menarik.

Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan dia ingin melihat ” lebih banyak data” sebelum mendukung penurunan suku bunga. Emas, yang sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik, berkembang saat suku bunga rendah.

“Investor sebagian besar membeli emas dalam antisipasi serangan balasan dari Iran, tetapi mereka akan melepas posisi-posisi tersebut jika serangan itu tidak terjadi,” tambah Rodda.

Hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang diharapkan akan muncul dari pembicaraan pekan ini yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di wilayahnya sendiri, kata tiga pejabat senior Iran.

CNBC INDONESIA RESEARCH
Research@cnbcindonesia.com

No Comments

Post a Comment