Robert Kiyosaki Ramal Emas ke US$3.300/Oz, Waktunya Borong?
Equityworld Futures Manado – Robert Kiyosaki, penulis buku terlaris “Rich Dad Poor Dad,” memproyeksikan harga emas akan melonjak dari US$ 2.400 per troy ons menjadi US$ 3.300 per troy ons. Jika melihat harga saat ini, bisa jadi kesempatan karena emas sedang terkoreksi.
Kiyosaki meramalkan bahwa harga emas akan menguat jika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS yang akan datang.
Dalam postingannya di platform media sosial X pada 23 Juli 2024, Kiyosaki mengungkapkan bahwa kemenangan Trump akan melemahkan dolar AS dalam beberapa bulan mendatang.
Dia memperkirakan bahwa pelemahan dolar ini akan meningkatkan ekspor AS dan menciptakan lapangan kerja, yang pada gilirannya akan mendorong kenaikan harga aset seperti emas.
CBS News mengidentifikasi beberapa tanggal penting yang berpotensi mempengaruhi harga emas di masa mendatang.
Pertama, laporan inflasi AS yang akan dirilis pada 14 Agustus 2024. Jika inflasi menunjukkan kenaikan, harga emas bisa melonjak lebih tinggi.
Kedua, laporan pengangguran AS pada 6 September 2024, yang dapat menyebabkan pergerakan harga emas jika tingkat pengangguran terus meningkat. Ketiga, pertemuan The Fed pada 18 September 2024.
Jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, hal ini kemungkinan besar akan menjadi katalis utama bagi kenaikan harga emas.
Harga Emas Sedang Diskon
Harga emas dunia pada perdagangan pekan ini terpantau merana, di tengah makin optimisnya pasar akan jalur pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).
Pada pekan ini, harga emas dunia melemah 0,51% secara point-to-point (ptp). Sedangkan pada perdagangan Jumat (9/8/2024) kemarin, harga emas ditutup naik 0,17% menjadi US$ 2.430,92 per troy ons.
Sepanjang pekan ini, harga emas terpantau jatuh selama dua hari beruntun, kemudian naik kembali pada Kamis dan Jumat.
Harga emas berhasil bangkit di akhir pekan ini, salah satunya dipengaruhi permintaan safe-haven yang masih kuat di tengah ketidakpastian geopolitik.
Terbunuhnya anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pekan lalu meningkatkan kemungkinan serangan balasan oleh Iran terhadap Israel.
Harga emas batangan dianggap sebagai lindung nilai atau safe-haven terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Melansir Reuters, Alex Ebkarian, COO Allegiance Gold mengatakan emas sebagai aset safe haven masih akan diuntungkan.
“Emas diuntungkan karena menyediakan lebih banyak stabilitas dan semakin banyak investor yang menyadari bahwa ini hanyalah migrasi dari aset berisiko ke aset yang lebih aman,” terangnya.
Ia juga menambahkan prospek emas masih akan kuat terdorong potensi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada September mendatang.
Namun di awal pekan ini, harga emas global cenderung merana. Pelemahan harga emas pada awal pekan ini lebih dipengaruhi kenaikan indeks dolar AS (DXY) dan imbal hasil US Treasury.
Pada Rabu lalu, indeks dolar AS terpantau berlari kencang begitu pula imbal hasil (yield) US Treasury. Indeks dolar AS menguat ke 103,197 pada perdagangan Rabu lalu.
Sementara itu, yield US Treasury tenor 10 tahun meningkat ke 3,97% pada perdagangan Selasa lalu. Penguatan dolar AS dan yield US Treasury jelas menjadi kabar negatif bagi emas.
Pembelian emas dipatok dalam dolar sehingga kenaikan dolar membuat emas menjadi kurang terjangkau bagi pembeli dari luar negeri. Yield Treasury AS 10-tahun juga sedikit meningkat yang membuat emas menjadi kurang menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
No Comments