Emas Dunia Bisa ke US$2.300/Gram, Ini Prediksi Harga Emas Antam 2024
PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas dunia diperkirakan akan makin mengkilap pada 2024. Hal ini juga akan mendorong harga emas Antam dan berpeluang mencatatkan harga tertinggi sepanjang sejarah.
Pergerakan emas Antam senada dengan emas dunia. Sehingga jika emas dunia melejit pada 2024, harga emas Antam akan mengikuti.
Harga emas Antam diperkirakan bisa mencapai level Rp1.265.000 sampai 1.300.000 per gram pada 2024 seiring dengan prakiraan harga emas dunia. Angka tersebut didapat dari pertumbuhan sebesar 18%-20% dari harga rata-rata emas Antam.
Harga emas dunia sendiri pada 2023 berada di rata-rata US$1.942 per troy ons dan paling besar tumbuh 18,5% pada 2024.
J.P. Morgan melihat adanya “peningkatan reli” untuk emas pada pertengahan tahun 2024, dengan target puncak US$2.300 per troy ons dengan dorongan perkiraan penurunan suku bunga.
UBS memperkirakan kenaikan harga emas dunia menjadi US$2.250 per troy ons pada akhir tahun, meskipun ada volatilitas dalam waktu dekat.
Sementara itu, analis di Scotiabank mempertahankan pandangan yang lebih moderat, namun merevisi proyeksi harga mereka menjadi lebih tinggi.
Dalam catatan hari Senin, mereka mengatakan mereka telah memproyeksikan harga emas dan perak yang lebih tinggi untuk tahun ini dan tahun depan. Adapun perkiraan emas akhir tahun mereka menjadi US$2.000 per troy ons, dari sebelumnya US$1.900 per troy ons.
Baca Juga : Harga Emas Kembali Naik, Awas Masih Rawan Terpeleset!
Harga emas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk ketidakstabilan geopolitik dan ketidakpastian pasar , yang dapat meningkatkan daya tarik emas batangan sebagai aset “safe haven“. Selain itu, suku bunga juga dapat membuat investasi dengan imbal hasil lebih tinggi menjadi lebih menarik ketika dinaikkan.
Perangkat CME Fed Watch Tool menunjukkan pelaku pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 41,6% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada Maret 2024. Perkiraan ini lebih rendah dibandingkan dengan lebih dari 70% pada awal minggu lalu.
Investor sedang menunggu laporan awal PMI AS pada hari Rabu, perkiraan PDB awal kuartal keempat yang akan dirilis pada Kamis dan data pengeluaran konsumsi pribadi pada Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
No Comments