
Harga Komoditas Ambruk Berjamaah, IHSG-Rupiah Tahan Banting?
PT. Equityworld Futures Manado – Kinerja pasar keuangan Indonesia bergerak beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sementara nilai tukar rupiah menguat. Surat Berharga Negara (SBN) mulai dicari investor kembali sehingga imbal hasil turun.
IHSG pada hari ini diharapkan kompak menguat. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini
Pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (30/10/2023), IHSG ditutup melemah 22,90 poin atau 0,34% ke posisi 6.735,89.
Sebanyak 175 saham menguat, 376 saham melemah sementara 201bergerak stagnan. Nilai perdagangan yang tercatat kemarin mencapai Rp 10,3 triliun dan melibatkan 20,4 miliar saham. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 370,91 miliar di semua pasar.
Bursa Asia sendiri ditutup beragam. Indeks Nikkei melemah 0,95% sementara ASX 200 Australia terpangkas 0,79%.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,04% sementara indeks Straits Times Singapura terapresiasi 0,08%, indeks Shanghai Composite Index merangkak naik 0,12%, dan indeks KOSPI menanjak 0,34%
Dari sisi nilai tukar, rupiah akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah arus dana asing kembali balik mengalir ke domestik pekan lalu.
Baca Juga : Penguasa Amerika Mau Bersabda, Harga Emas Langsung Merana
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.885/US$ atau menguat 0,31%. Hal ini mematahkan tren pelemahan beruntun yang terjadi selama tiga hari terakhir sejak 25 Oktober 2023.
Dari pasar Surat berharga Negara (SBN), imbal hasil mulai menurun yang menandai naiknya harga obligasi karena SBN sudah mulai dicari investor. Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) turun tipis menjadi 7,12% pada perdagangan kemarin. Imbal hasil lebih rendah dari Jumat pekan lalu yakni 7,16%.
IHSG melemah karena masih derasnya capital outflow sementara sebaliknya inflow sudah terjadi di pasar SBN. Data Bank Indonesia (BI) merujuk pada transaksi 23-26 Oktober 2023 menunjukkan asing sebenarnya sudah mencatat inflow.
Investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,04 triliun terdiri dari beli neto Rp2,18 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,57 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,44 triliun di Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Ini adalah kali pertama sejak pekan pertama September 2023, asing mencatat inflow.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan pada Oktober 2023 secara bulanan (hingga 27 Oktober) investor asing tercatat menarik dana senilai Rp 6,37 triliun dari pasar modal RI. Angka tersebut naik nyaris 40% dari besaran outflow pasar modal bulan September yang nilainya tercatat Rp 4,6 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kenaikan imbal hasil (yield) surat utang Amerika Serikat (AS) meningkatkan keluarnya aliran dana asing (outflow) dari pasar negara berkembang (emerging market), termasuk Indonesia. Hal ini pada akhirnya ikut menekan kinerja pasar keuangan domestik.
Imbal hasil obligasi AS memang oleh banyak pihak disebut menjadi biang kerok utama pelemahan pasar keuangan emerging market, yang mana dana asing ramai-ramai kembali ke AS yang karena pasar keuangan Paman Sam semakin atraktif.
Imbal hasil AS
“Volatilitas di pasar saham, obligasi dan nilai tukar rupiah dalam tren peningkatan,” ungkap Ketua Dewan Komisioner(DK) OJK Mahendra Siregar dalam RDK OJKSenin (30/10/2023)
No Comments