Blog

Emas Bikin Jantungan dan Kepala Pening: Harganya Jatuh Terus

02:40 10 May in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Market Review, Uncategorized
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas terkapar setelah dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury berlari kencang. Pada perdagangan Rabu (8/5/2024), harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 2.308,65 per troy ons. Harganya melemah 0,22%.

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif menjadi dua hari beruntun dengan pelemahan mencapai 0,64%. Pada Kamis pagi (9/5/2024) pukul 06.20 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2.308,63 per troy ons, harganya melemah 0,001%.

Harga emas sangat volatile sepekan ini karena pasar masih mencari clue untuk kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Pada Senin pekan ini, harga emas sempat terbang 0,96% tetapi kemudian jatuh pada Selasa dan Rabu.

Baca : Pemilik Emas Pasti Gak Pening Lagi, Harganya Terbang 1% Lebih!

Harga emas ambruk dipicu oleh kembali menguatnya dolar AS dan imbal hasil US Treasury.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (8/5/0224), indeks dolar ditutup di posisi 105,55. Posisi tersebut adalah yang tertinggi dalam lima hari terakhir.

Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun di posisi 4,49% atau tertinggi dalam empat hari terakhir.

Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury sama-sama berdampak negatif ke emas. Kenaikan dolar membuat konversi pembelian emas semakin mahal sehingga menahan pembelian.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

“Pelaku pasar sepertinya menunggu katalis baru untuk mengerek harga emas. Pelemahan emas salah satunya karena adanya pembelian yang berkurang dari manager pasar uang,” tutur Daniel Ghali, dari TD Securities, kepada Reuters.

Pelaku pasar masih menunggu sejumlah data untuk menghitung kemungkinan peluang pemangkasan suku bunga ke depan. Data terdekat yang ditunggu adalah indeks kepercayaan konsumen yang akan diumumkan pada pekan depan.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com

No Comments

Post a Comment