Blog

Harga Emas Terbang ke Level Tertinggi Sebulan, Ada Kabar Baik dari AS

09:15 01 March in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Market Review, Uncategorized
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas menguat pada awal perdagangan hari ini dan berada di level tertinggi satu bulan karena dolar melemah setelah rilis data pengeluaran konsumsi konsumen Amerika Serikat (AS) atau dikenal PCE.

Pada perdagangan Kamis (29/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,42% di posisi US$ 2043,17 per troy ons. Harga pada perdagangan Kamis mencatatkan level tertinggi satu bulan atau sejak 2 Februari 2024.

Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Jumat (1/3/2024), harga emas di pasar spot naik 0,04% di posisi US$ 2044,02 per troy ons.

Harga emas mencapai level tertingginya dalam satu bulan pada perdagangan Kamis karena imbal hasil US Treasury melemah setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi, dengan perhatian pelaku pasar beralih ke komentar lebih lanjut dari pejabat The Federal Reserve (The Fed) untuk mengetahui isyarat penurunan suku bunga.

Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari lalu naik tercatat 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.

Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).

Sementara untuk inflasi PCE inti,yang tidaktermasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, juga kembali naik menjadi 0,4% dan tentunya sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

Melandainya inflasi PCE membawa harapan jika The Fed akan segera memangkas suku bunga.

Data inflasi PCE yang sudah sesuai prediksi membuat pasar dapat sedikit bernafas lega, meski dinilai masih cukup panas. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun melemah ke 4,27% pada perdagangan kemarin, dari 4,32% pada perdagangan sebelumnya.

“Inflasi PCE sebesar 0,4% untuk bulan ini (Januari) tidak akan membawa penurunan suku bunga lebih dekat dari bulan Juni,” ujar Tai Wong, seorang analis logam independen yang berbasis di New York, kepada Reuters.

Meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga menghambat investasi dalam emas batangan karena tidak memberikan bunga.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar saat ini memperkirakan peluang 62% penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni 2024.

Awal pekan ini para pejabat The Fed mengatakan kemungkinan penurunan suku bunga terbuka, yang kemungkinan akan dilakukan akhir tahun ini.

“Aliran pembicaraan The Fed yang stabil menunjukkan bahwa tidak ada terburu-buru dalam menurunkan suku bunga dan bahwa berita sudah diperhitungkan di pasar,” ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada Reuters.

“Jika ada potensi perubahan yang mengarah pada gagasan menurunkan suku bunga sedikit lebih cepat, hal itu akan berdampak positif bagi emas,” tambah Meger.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

CNBC Indonesia Research

research@cnbcindonesia.com

No Comments

Post a Comment