Harga Emas Mulai Nanjak Pekan Ini, Pemilik Emas Siap-siap Happy?
PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas global terpantau menguat pada akhir pekan ini, Jumat (23/2/2024) mematahkan tren penyusutan dalam dua hari sebelumnya.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat harga emas di pasar spot menguat 0,57% ke posisi US$ 2035,71 per troy ons. Penguatan ini akhirnya menutup tren pelemahan selama dua hari sebelumnya dan mengakumulasi kekuatan selama seminggu sebesar 1,12%.
Penguatan mingguan tersebut juga menghapus pelemahan yang terjadi selama 2 pekan beruntun. Harga emas tetap bertahan di psikologis US$2.000 per troy ons setelah sempat jatuh ke level psikologis US$1.900 pada perdagangan 16 Februari 2024.
Penguatan emas selama seminggu terakhir disinyalir terdorong dari meredanya tekanan indeks dolar Amerika Serikat (AS). Dibandingkan posisi minggu lalu, pada akhir pekan ini DXY telah melandai dari 104,29 menjadi 103,93.
Mulai menanjaknya harga emas setelah dua minggu dalam tren turun tampaknya sudah menunjukkan respon pasar yang price-in terhadap nada bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang tak buru-buru memangkas suku bunga.
Baca juga : Harga Emas Terancam Naik Turun Kaya Roller Coaster
Risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan mayoritas pengambil kebijakan bank sentral khawatir terhadap risiko penurunan suku bunga terlalu cepat.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Menurut CME Fed Watch Tool, pasar memperkirakan sekitar 66% kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni 2024.
Selanjutnya, investor masih tetap mencermati berbagai data yang masih mempengaruhi sikap the Fed terhadap suku bunga, terutama dari kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi.
Dari pasar tenaga kerja, data pada Kamis malam menunjukkan masih tetap ketat. Di mana klaim pengangguran AS turun ke level terendah dalam sebulan.
Klaim pengangguran turun sebesar 12.000 menjadi 201.000 dalam pekan yang berakhir 17 Februari, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada hari Kamis.
Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun secara tak terduga pada minggu lalu, menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja kemungkinan besar tetap solid pada bulan Februari.
Di lain sisi, risiko geopolitik tampaknya masih akan mendukung aspek emas sebagai safe-haven. Konflik di Timur Tengah semakin intensif dengan pemboman Israel terhadap Rafah di selatan Gaza, kemudian juga menyusul front perang baru hingga Laut Merah.
Investor saat ini juga memahami sedang berada dalam posisi yang tidak tepat untuk siklus pemangkasan suku bunga The Fed. Oleh karena itu ketidakpastian di pasar masih akan meningkat.
Emas sebagai safe-haven ini menjadi hedging jika ketidakpastian di pasar meningkat, seperti akibat the Fed hawkish hingga perang berlanjut. Oleh karena itu, Daniel Ghali, ahli strategi komoditas TD Securities memperkirakan harga emas masih akan menanjak.
“Kami masih memperkirakan harga emas akan mengalami reli yang signifikan hingga kuartal kedua tahun ini”, ujar Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, mengutip dari Reuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
No Comments