Harga Emas Jeblok 1% Lebih, Investor Mulai Was-Was dengan The Fed
PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas dibuka lebih rendah pada awal perdagangan hari ini, melanjutkan penurunan pada perdagangan sebelumnya setelah pernyataan hawkish Waller dari The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan Selasa (16/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup anjlok 1,31% di posisi US$ 2027,59 per troy ons. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 10 Januari 2024. Pelemahan kemarin juga memutus tren positif emas yang menguat dalam tiga hari perdagangan sebelumnya.
Sementara, hingga pukul 06.20 WIB Selasa (17/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih rendah atau turun 0,07% di posisi US$ 2026,09 per troy ons.
Harga emas turun lebih dari 1% pada perdagangan Selasa, tertekan oleh penguatan dolar dan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi setelah pernyataan hawkish Gubernur The Fed Christopher Waller mengenai penurunan suku bunga tahun ini. Harga emas masih tertolong oleh pembelian safe-haven yang membatasi penurunan emas batangan.
“Kenaikan kuat dalam indeks dolar AS menekan pasar emas serta kenaikan imbal hasil Treasury AS hari ini pada hari pertama setelah liburan tiga hari akhir pekan,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals. kepada Reuters.
“Namun, ada yang berpendapat bahwa kerugian emas tidaklah buruk dibandingkan dengan seberapa kuat dolar karena ketegangan di Timur Tengah yang membatasi harga.” imbuhnya.
Indeks dolar (DXY) naik hampir 1% ke level tertinggi dalam lebih dari satu bulan pada perdagangan kemarin Selasa (16/1/2023) di level 103,36. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 12 Desember 2023.
Kenaikan dolar yang signifikan membuat emas batangan menjadi kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga sempat mengalami kenaikan di level 4% sebelum ditutup di level 3,95%.
Waller mengatakan Amerika Serikat berada “dalam jarak yang sangat dekat” dari sasaran inflasi 2% yang ditetapkan The Fed. Namun, bank sentral tidak boleh terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya sampai jelas bahwa inflasi yang lebih rendah akan dipertahankan.
Bank Sentral The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya di level 5,25-5,50% pada akhir pertemuan 30-31 Januari. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan pelaku pasar melihat kemungkinan 67% penurunan suku bunga pada Maret 2024.
Sementara dari Eropa, pejabat Bank Sentral Eropa juga menolak ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga yang cepat pada tahun ini.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
CNBC Indonesia Research
research@cnbcindonesia.com
No Comments