Diramal Bakal Bersinar, Performa Emas Malah Jeblok Awal 2024
PT. Equityworld Futures Manado – Dijagokan investor bakal jadi komoditas bersinar sepanjang 2024, emas dunia malah mengecewakan sepanjang minggu pertama 2024.
Mengutip data Refinitiv, harga emas di pasar spot pada perdagangan Jumat (5/1/2024) tercatat US$2.045,5 per troy ons. Turun 0,83% untuk kinerja mingguan.
Emas melemah dipengaruhi oleh risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed AS menandai ketidakpastian mengenai waktu potensi penurunan suku bunga.
Risalah tersebut menandai ketidakpastian kapan tepatnya suku bunga akan turun. Investor pun kembali dibuat tidak tenang.
The Fed merilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Dalam risalah tersebut, para pejabat The Fed tampak semakin yakin bahwa inflasi sudah terkendali, dengan berkurangnya “risiko kenaikan” dan meningkatnya kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang “terlalu ketat” dapat merusak perekonomian, menurut risalah tersebut.
Namun, The Fed belum menjelaskan kapan pemangkasan suku bunga akan dilakukan.
“‘Bertahanlah” adalah pesan yang datang dari risalah rapat The Fed bulan Desember, meskipun kita telah melihat siklus tertinggi, penurunan suku bunga akan membutuhkan lebih banyak waktu, terutama dengan kondisi keuangan yang membaik dan ketidakpastian yang tinggi,” ujar Tai Wong, analis yang berbasis di New York, pedagang logam independen, dilansir dari Reuters.
Risalah tersebut mengatakan para peserta mencatat “tingkat ketidakpastian yang luar biasa tinggi” mengenai prospek penurunan suku bunga, dan kenaikan suku bunga lebih lanjut masih mungkin terjadi jika inflasi memburuk.
Baca Juga : Harga Emas Terancam Labil Pekan Ini, Ada Kabar Penting dari Amerika
Investor saat ini melihat kemungkinan sebesar 70% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya mulai dari pertemuannya pada Maret, sementara para ekonom melihat bahwa The Fed akan menundanya hingga mendekati pertengahan tahun.
Indeks dolar menguat ke level 102,48 pada perdagangan Rabu (3/1/2024), dari 102,2 pada perdagangan sebelumnya. Kondisi ini membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Investor kini menantikan serangkaian data ekonomi AS pada minggu ini, termasuk laporan non-farm payrolls pada hari Jumat.
Pasar juga memantau perkembangan di Timur Tengah setelah konflik Israel-Hamas mencapai Lebanon dengan terbunuhnya wakil pemimpin Hamas di Beirut.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
Perangkat CME FedWatch memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan kebijakan bulan Maret sebesar 65%.
Harga emas dunia sempat menguat karena ada suntikan sentimen positif dari huru-hara di Timur Tengah.
Dua ledakan bom di Iran pada Rabu (3/1/2024) yang menewaskan sedikitnya 84 orang di selatan negara itu, menghancurkan kerumunan orang yang sedang memperingati jenderal Garda Revolusi Qassem Soleimani empat tahun setelah kematiannya dalam serangan AS.
Kedua ledakan tersebut, disebut sebagai “serangan teroris” oleh media pemerintah dan otoritas regional yang terjadi di tengah tingginya ketegangan di Timur Tengah terkait perang Israel-Hamas di Gaza dan pembunuhan seorang pemimpin senior Hamas di Lebanon pada hari Selasa.
Kini Iran menyalahkan AS dan Israel atas ledakan tersebut. Namun, ISIS mengaku bertanggung jawab pada hari Kamis atas serangan bom yang menewaskan 84 orang di Kerman, Iran, sehari sebelumnya, saat prosesi peringatan Mayjen Qassim Suleimani, menurut sebuah postingan di akun Telegram resmi kelompok ekstremis tersebut.
Kelompok ekstremis tersebut menyebut serangan itu sebagai “operasi syahid ganda,” dan menggambarkan bagaimana dua militan mendekati sebuah upacara di makam Jenderal Suleimani dan meledakkan sabuk peledak yang diikatkan ke tubuh mereka “di dekat makam pemimpin munafik.”
Emas adalah aset aman yang dicari saat terjadi ketegangan geopolitik, seperti perang.
cnbcindonesia.com/research
No Comments