Blog

2023 Tahun Kejayaan Emas: Rekor & Pesta Karena Perang-Krisis

23:44 27 December in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Market Review, Uncategorized
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Tahun 2023 menjadi tahun kebangkitan dan kejayaan emas. Meski sempat terpuruk beberapa kali, harga emas mampu menciptakan rekor demi rekor yang tak pernah tercatat dalam sejarah sebelumnya.

Seperti 2022, pergerakan harga emas masih sangat ditentukan oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dan konflik geopolitik di Timur Tengah. Sinar emas juga semakin terang karena krisis perbankan di AS pada Maret lalu.

Harga emas mampu mencetak rekor di posisi US$ 2.070,90 per troy ons pada 1 Desember 2023.

Sepanjang tahun ini, harga emas sudah terbang 12,53%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan dua tahun sebelumnya di mana emas terpuruk 0,22% (2022) dan ambruk 3,59% (2021).

Dalam 12 bulan tahun ini, harga emas juga menguat sebanyak tujuh kali dan melemah lima kali. Berikut beberapa poi penting dalam perjalanan harga emas tahun ini:

Perjalanan Emas Tahun ini: Krisis, Perang, The Fed

Januari, Emas Bersinar Karena The Fed
Emas mengawali perjalanan tahun ini di posisi US$ 1.839,494 per troy ons dan langsung menguat tajam sebesar 1,6% dalam dua hari.

Penguatan disebabkan oleh kekhawatiran resesi serta kebijakan suku bunga The Fed yang hanya menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Desember setelah mengerek suku bunga 75 bps pada empat pertemuan sebelumnya.

Baca Juga : Harga Emas Makin Menggila, Pemiliknya Pesta Pora Akhir Tahun

Kebijakan suku bunga yang dovish menekan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS yang membuat emas semakin menarik.

Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga penurunan yield membuat emas semakin dicari investor. Pelemahan dolar AS juga membuat emas semakin terjangkau sehingga meningkatkan permintaan.

Memasuki pertengahan Januari, harga emas terbang 1,1% di posisi US$ 1.896,86 per troy ons pada 12 Januari 2023. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 26 April 2022 atau hampir sembilan bulan terakhir.

Februari, Emas Ambruk Karena The Fed Kembali Galak

Memasuki Februari, harga emas berbalik arah dan ambruk 1,95% pada 2 Februari. Penurunan sebesar itu belum pernah tercatat setidaknya dalam kurun waktu enam bulan sebelumnya. Sepanjang Februari, harga emas jeblok 5% lebih.

Emas melandai karena dolar AS mulai bangkit karena masih kencangnya data tenaga kerja AS serta pernyataan keras The Fed jika mereka akan menahan suku bunga dalam level tinggi lebih lama.

Maret, Krisis Perbankan AS Lambungkan Emas
Harga Emas terbang setelah AS digoyang krisis perbankan. Tiga bank AS kolaps yakni Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank dan Silvergate Bank.

Krisis perbankan bagi emas adalah “berkah” tidak terduga yang datang justru saat mereka bersiap melihat pelemahan harga setelah pernyataan hawkish The Fed.

Pada penutupan perdagangan Jumat (10/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.867,79 per troy ons. Harga sang logam mulia terbang 2,02%.

Dalam dua hari (10-13 Maret), harga emas terbang 4,4% dan sepanjang Maret harganya melambung 7,7%.

Krisis perbankan AS membuat emas diuntungkan dua hal yakni emas diborong sebagai aset aman di tengah kekhawatiran krisis ekonomi. Kedua, adalah keyakinan pasar jika The Fed akan melunak setelah krisis menghantam perbankan AS.

Kolapsnya bank memunculkan kekhawatiran jika suku bunga tinggi saat ini telah berdampak besar ke perbankan dan lebih luas bisa berdampak ke ekonomi AS.

Pada perdagangan Senin (20/3/2023) pukul 14:26 WIB, harga emas menembus US$ 2.007,69 per troy ons atau terbang 1%.

Ini adalah kali pertama emas menembus level US$ 2.000 sejak 8 Maret 2022 atau beberapa hari setelah perang Rusia-Ukraina meletus akhir Februari 2022.

Mei, Emas Sentuh Rekor Baru
Emas bersinar terang pada awal Mei setelah krisis perbankan AS memakan korban baru dengan regulator AS menyita First Republic.

Saham-saham bank di AS seperti Bank regional PacWest dan Western Alliance masing-masing anjlok hingga 27% dan 15%. Sedangkan saham bank raksasa di AS seperti Goldman Sachs dan Citigroup juga ambles lebih dari 2%, dan Bank of Amerika (BoA) ambrol sekitar 3%.

Merujuk pada Refinitiv, harga emas di titik spot pada perdagangan Rabu (3/5/2023) pukul 22:01 WIB, harga emas menyentuh US$ 2.071,19 per troy ons.

Posisi tersebut ada di level tertingginya yakni US$ 2.070 per troy ons. Posisi tertinggi dalam perdagangan harian yang pernah disentuh emas adalah US$ 2.072,49 per troy ons.

Pada perdagangan 4 Mei, harga emas menembus US$ 2.056,77 per troy ons. Harganya naik 0,87% dibandingkan penutupan kemarin.

Lonjakan harga terjadi setelah Chairman The Fed Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.

Emas Ambruk di Tengah tahun Karena The Fed

Harga emas terpuruk pada pertengahan tahun karena inflasi AS kembali memanas. Inflasi AS justru naik ke 3,7% (yoy) pada Agustus dan September setelah melandai le 3% (yoy) pada Juni.
Kondisi ini membuat pelaku pasar pesimis The Fed akan melunak.
Harga emas dengan cepat terpuruk dari level US$ 2.000 pada pertengahan Mei ke US$ 1.800 pada pertengahan Agustus.

Oktober, Perang Melambungkan Emas
Di tengah kekhawatiran akan suku bunga tinggi, perang Israel vs Hamas meletus pada 7 Oktober dan harga emas pun langsung terbang 1,6% pada 9 Oktober 2023.
Harga emas melambung 3,4% pada 13 Oktober atau kenaikan terbesar sehari terbesar sejak 17 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir. Harga emas juga kembali memasuki level US$ 1.900 per troy ons.

Perang membuat emas sebagai aset aman kembali diburu. Selain perang, lonjakan harga emas juga ditopang risalah Federal Open Market Committee (FOMC). Risalah tersebut mencerminkan sikap The Fed yang akan hati-hati dalam menentukan kebijakan ke depan karena ada perang

Desember, Emas Buat Rekor Baru

Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Harga emas telah mencapai titik All Time High (ATH) di level tertingginya yakni US$2.075,09 pada perdagangan Jumat kemarin (1/12/2023). Posisi tertinggi, bukan di penutupan, sebelumnya ada di US$ 2.072 per troy ons.

Pada perdagangan Jumat (1/12/2023) harga emas akhirnya di pasar spot ditutup melesat 1,73% di posisi US$ 2.070,90 per troy ons. Posisi penutupan tersebut adalah yang tertinggi sepanjang masa.Posisi penutupan tertinggi sebelumnya adalah pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.

Harga emas menguat ke level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat setelah The Fed mengisyaratkan akan mulai menurunkan suku bunga.

Dokumen “dot plot” The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga.

Sebanyak delapan anggota memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga setidaknya tiga kali sebesar 75 bps pada tahun depan sementara lima lainnya memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih dari 75 bps. Median ekspektasi suku bunga ada di angka 4,6% dalamdot plotterbaru, turun dibandingkan 5,1% pada proyeksi September.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

No Comments

Post a Comment