Investor Pasang Kuda-kuda Tunggu Data BI, Rupiah Melemah
PT. Equityworld Futures Manado – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap investor yang menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini khususnya perihal suku bunga acuan.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah di angka Rp15.515/US$ atau terdepresiasi 0,03%. Pelemahan ini sama dengan depresiasi yang terjadi kemarin (20/12/2023) yakni sebesar 0,03%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08.53 WIB turun 0,1% menjadi 102,3. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (20/12/2023) yang berada di angka 102,4.
BI hari ini akan merilis hasil RDG yang telah dilaksanakan sejak kemarin (20/12/2023) khususnya perihal suku bunga acuan.
Para pelaku pasar menunggu hasil suku bunga acuan ini mengingat hal tersebut akan sangat berdampak bagi perekonomian serta pasar keuangan domestik.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6,00%.
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, seluruh instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Baca Juga : Ekonomi Amerika Bikin Was-Was, Pemilik Emas Jadi Cemas
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memproyeksi BI akan menahan level suku bunga acuan di 6% dalam RDG BI Desember 2023.
Andry menyebutkan ada beberapa hal yang mempengaruhi kebijakan BI yakni terkait keputusan The Fed dan inflasi. Di mana Federal Open Meeting Committee (FOMC) The Fed Desember ini menahan suku bunga di 5,25%-5,5% dan tren pelemahan indeks dolar yang terus terjadi telah mendorong keyakinan stabilitas rupiah lebih terjaga.
Selaras dengan Andry, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“BI rate masih kami expect stay menimbang rupiah dan inflasi relatif stabil dan sesuai arah perkiraan BI,” tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.
Tidak sampai disitu, pelaku pasar juga menunggu apakah BI akan mengisyaratkan untuk tidak menaikkan suku bunganya atau bahkan memangkas suku bunganya dalam waktu dekat setelah The Fed mulai ada indikasi untuk dovish.
Sebagai catatan, dalam pertemuan pekan lalu (12-13 Desember 2023), The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Dokumen dot plot The Fed mengisyaratkan jika The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 3 kali sebesar 75 bps pada tahun depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
No Comments