Blog

Harga Emas Kian Dekati Rekor! 4 Hal Ini Buat Pemiliknya Pesta

08:08 30 November in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Market Review, Uncategorized
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas kembali bersinar terang. Sepanjang tahun 2023 harga emas di pasar spot telah mengalami kenaikan sebesar 12,07% hingga perdagangan Rabu (29/11/2023) di level US$2044,59 per troy ons.

Harga emas kini mendekati All Time High nya pada 7 Agustus 2020 di posisi US$2072,50. Hanya butuh beberapa poin lagi emas mengejar harga tertinggi pada tahun 2020.

Posisi tertinggi emas, bukan pada penutupan perdagangan, yang pernah disentuh emas adalah di posisi US$ 2.072,49 per troy ons. Sementara itu, posisi penutupan tertinggi adalah pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons. Posisi emas hari ini yang berada di kisaran US$ 2.044 adalah yang tertinggi sejak 8 Maret 2022 yang tercatat US$ 2.052,41 per troy ons.

Pada pertengahan tahun 2023 tepatnya di 4 Mei 2023, harga emas di pasar spot sempat menyentuh level US$2072,19.

Emas telah lama dikenal sebagai lindung nilai yang tahan terhadap inflasi dan dengan inflasi yang jauh di atas target Federal Reserve sebesar 2%, banyak konsumen yang mencari perlindungan dari emas. Emas juga merupakan diversifikasi portofolio dan secara umum merupakan penyimpan nilai yang baik dalam jangka panjang.

Sehingga ketika ekonomi sedang kacau atau bergejolak justru emas paling diincar oleh para investor. Kenaikan harga emas sepanjang tahun 2023 didorong oleh beberapa sentimen negatif dari ekonomi yang mendorong emas terus melaju lebih tinggi. Di antaranya adalah:

1. Penurunan Dolar AS

Sepanjang tahun 2023, indeks dolar AS telah mengalami penurunan sebesar 0,73% hingga perdagangan kemarin Rabu (29/11/2023) di level 102,76. Indeks menjadi yang terendah sejak 10 Agustus 2023 atau 3,5 bulan.

Penurunan dolar AS membuat emas batangan menjadi lebih menarik untuk dikoleksi para investor karena harganya lebih terjangkau. Turunnya indeks dolar ditekan dari sentimen perekonomian AS yang diprediksi mulai melambat dan melandainya inflasi. Kedua faktor ini meyakinkan investor bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga pinjaman dan akan segera beralih ke pemotongan suku bunga.

Diketahui, inflasi AS turun pada bulan Oktober 2023 menjadi 3,2% (year on year/yoy), dari 3,7% (yoy) pada September 2023. Tren perlambatan salah satunya adalah menurunnya harga bensin pada bulan tersebut. Harga bensin turun 5% di bulan Oktober, menurut laporan CPI.

Inflasi menjadi salah satu pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan moneter. Melambatnya inflasi membuat pelaku pasar optimis jika The Fed bisa lebih dovish terhadap kenaikan suku bunga, hal ini membuat dolar makin melemah, daya tarik emas akan menjadi lebih menarik.

2. Turunnya Imbal Hasil US Treasury

Harga emas mencapai level tertingginya lebih dari enam bulan juga didukung oleh penurunan imbal hasil Treasury AS. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun melandai ke 4,26% atau terendah sejak pertengahan September 2023.

Imbal hasil melandai setelah pernyataan dovish dari pejabat The Federal Reserve, sementara risalah dari pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS akan diperhatikan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia tidak melihat kenaikan suku bunga AS lagi, sementara Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan “kemungkinan” imbal hasil obligasi yang lebih tinggi berarti The Fed dapat berbuat lebih sedikit.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena hal ini meningkatkan opportunity cost dalam memegang emas batangan. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury akan membuat emas kembali menarik untuk dikoleksi.

Baca Juga : Harga Emas Tetap Trengginas Meski Investor Harap-Harap Cemas

3. Pertumbuhan ekonomi AS diprediksi melambat

Pertumbuhan PDB tahunan di Amerika Serikat diperkirakan akan melambat menjadi 1,5% pada tahun 2023 dan 0,9% pada tahun 2024 karena kebijakan moneter mengurangi tekanan permintaan. Hal tersebut yang juga mendorong kenaikan harga emas

Namun, diketahui ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2023. Berdasarkan data estimasi kedua dari Biro Analisis Ekonomi AS, realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% dan proyeksi para analis sebesar 5%.

Adapun pada kuartal sebelumnya,pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 2,1% setelah turun selama tiga kuartal berturut-turut.Hasil pada kuartal III pun menandai pertumbuhan terkuat sejak kuartal terakhir 2021.

Dengan ekonomi AS yang melambat maka potensi perubahan arah kebijakan The Fed yang lebih hawkish bisa semakin mendekat.

Sementara di kawasan euro, pertumbuhan diproyeksikan sebesar 0,8% pada 2023, namun meningkat menjadi 1,5% pada tahun 2024 seiring dengan memudarnya dampak harga energi yang tinggi. Pertumbuhan di China diperkirakan akan pulih menjadi 5,3% tahun ini dan 4,9% pada tahun 2024.

 

4. Perang Israel-Hamas

Kenaikan harga emas juga didorong dari ketidakpastian geopolitik akibat perang Israel-Hamas. Bentrokan militer antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe-haven.

Emas sering kali dianggap sebagai aset safe-haven pada saat terjadi gejolak geopolitik, ketidakpastian ekonomi, atau ketidakstabilan pasar keuangan. Perang Israel-Hamas diperkirakan akan semakin mendongkrak harga emas.

 

CNBC Indonesia Research

research@cnbcindonesia.com

No Comments

Post a Comment