Blog

Harga Emas Nyungsep Usai Pesta Pora, Kabar AS Buat Was-Was

00:31 30 October in Business, Commodity, Economy, Global, Gold, Market Review, Uncategorized
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Harga emas mulai menyusut usai terbang dan menyentuh level US$ 2.000 per troy ons. Harga emas diproyeksi akan sedikit volatile pada pekan ini karena pasar menunggu rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Harga emas di pasar spot pada perdagangan hari ini, Senin (30/10/2023) pukul 06:12 WIB ada di posisi US$ 2.001,37 per troy ons. Harganya melemah 0,22%.

Pelemahan ini memutus tren positif emas yang menguat pada empat perdagangan hari sebelumnya.
harga emas bahkan terbang pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (27/10/2023), dengan ditutup di posisi US$ 2.005,78 per troy ons. Harganya melambung 1,05%.

Harga penutupan hari ini adalah yang tertinggi sejak 15 Mei 2023 atau lima bulan terakhir. Ini juga menjadi kali pertama emas mampu menembus level US$ 2.000 sejak 15 Mei 2023.Penguatan ini juga memperpanjang rally emas menjadi tiga hari dengan penguatan mencapai 1,81%.

Tak hanya itu,kinerja emas juga sangat cemerlang dalam sepekan dan sebulan terakhir.Secara keseluruhan, harga emas menguat 1,25% dalam sepekan terakhir. Artinya, emas sudah menguat selama tiga pekan beruntun.
Harga emas menyusut pada pagi hari ini karena pelaku pasar diproyeksi akan memilih wait and see sebelum bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan.

The Fed akan menggelar rapat FOMC pada Selasa dan Rabu waktu AS serta mengumumkan kebijakan pada Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50% pada bulan ini.Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 99,9% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan.

Namun, yang paling ditunggu pelaku pasar adalah sinyal kebijakan ke depan. The Fed pada pertemuan September lalu mengisyaratkan masih akan mengerek suku bunga sekali lagi pada tahun ini meskipun kebijakan akan sangat ditentukan oleh data-data ekonomi.
Data terbaru menunjukkan ekonomi AS masih melaju kencang sehingga inflasi diproyeksi sulit melandai.

Ekonomi AS masih tumbuh kencang 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, tertinggi sejak kuartal IV-2022 atau hampir dua tahun.
Data S&P Global Manufacturing PMI Flash menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat ke level ekspansif yakni 50 pada Oktober 2023, dari 49,8 pada September.

Dengan ekonomi yang masih kencang maka kebijakan suku bunga AS yang tinggi bisa bertahan dalam waktu lama.  Di tengah masih tingginya ekspektasi suku bunga tinggi, harga emas masih memiliki penolong yakni ketegangan di Timur Tengah.

“Harga emas masih bisa menguat selama konflik Israel-Hamas berpotensi memanas,” tutur Kyle Rodda, analis dari Capital.com, dikutip dariReuters.

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

No Comments

Post a Comment