Blog

the fed - PT. Equityworld Futures Manado

The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan tingkat suku bunga Pada 20 September 2023

08:23 18 September in Market Review
0 Comments
0

PT. Equityworld Futures Manado – Para analis di Goldman Sachs menyampaikan laporan pada Sabtu (16/09/2023) bahwa The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan tidak akan menaikkan tingkat suku bunga dalam pertemuan dua hari, pada 31 Oktober-1 November 2023.

Mereka juga memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS) itu berencana menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di pertemuan kebijakan terkait ringkasan proyeksi ekonomi minggu depan.

“Kami mengira, pada November terjadi penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja. Berita inflasi yang lebih baik dan kemungkinan terjadi pertumbuhan di kuartal IV mendatang bakal meyakinkan lebih banyak partisipan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dapat membatalkan kenaikan suku bunga tahun ini,” demikian disampaikan para pakar strategi bank investasi AS dalam laporan, yang dilansir Reuters.

Para pakar juga menuliskan prediksi dot plot – atau hasil jajak pendapat The Fed – yang mencerminkan proyeksi suku bunga dari FOMC dan akan diperbarui pada Rabu (20/09/2023), bakal menunjukkan suara mayoritas tipis 10-9 yang masih mengisyaratkan kenaikan satu kali lagi, jika hanya untuk mempertahankan fleksibilitas untuk saat ini.

Di saat para pelaku pasar mencoba mengukur lintasan kebijakan moneter The Fed, beberapa investor besar, termasuk J.P. Morgan Asset Management dan Janus Henderson Investors, mengungkapkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga, serta mengikuti siklus pengetatan kebijakan moneter paling agresif dalam beberapa dekade terakhir.

PT. Equityworld Futures Manado – Menurut FedWatch Tool CME Group, kontrak berjangka (futures) yang terkait dengan suku bunga acuan The Fed memperhitungkan kemungkinan 98% bahwa bank sentral tidak mengubah suku bunga di akhir pertemuan 19-20 September 2023.

Data CME juga menunjukkan, peluang untuk suku bunga kebijakan, yang saat ini berada di kisaran 5,25%-5,50%, pun tetap tidak berubah dalam pertemuan 31 Oktober-1 November 2023, yang mana pada Sabtu, angkanya telah mencapai sekitar 72%.

“Tahun depan (kami) dapat melihat penurunan suku bunga secara bertahap, jika inflasi terus mereda,” tutur analis dari Goldman.

Mereka juga menambahkan bahwa The Fed dapat menaikkan estimasi pertumbuhan AS tahun ini dari 1% menjadi 2,1%, ketika para pembuat kebijakan memperbarui proyeksi ekonomi mereka pada Rabu, yang mencerminkan ketahanan ekonomi.

Para ahli strategi Goldman turut memproyeksikan The Fed menurunkan estimasi tingkat pengangguran 2023 sebesar dua persepuluh poin persentase menjadi 3,9%, dan menurunkan estimasi inflasi inti sebesar empat persepuluh poin persentase menjadi 3,5%.

Sementara itu, Komite Penasihat Ekonomi American Bankers Association (ABA) pada Selasa (12/09/2023) merilis prediksi, meskipun AS mungkin terhindar dari resesi, pertumbuhan ekonomi akan melambat secara signifikan pada kuartal-kuartal mendatang dan mendorong naiknya angka pengangguran sekaligus menurunkan inflasi.

Dalam pandangan komite, pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan jadi kurang dari tingkat tahunan 1% dalam tiga kuartal mendatang. Hal ini merupakan respons atas penaikan suku bunga The Fed di masa lalu, dan pengetatan kondisi kredit. Demikian berdasarkan rerata prediksi mereka.

Angka pengangguran diproyeksikan naik dari 3,8% pada Agustus menjadi 4,4% di akhir tahun depan. Sedangkan, laju inflasi harga konsumen diperkirakan turun dari 3,2% pada Juli menjadi 2,2%.

“Sebagai konsensus komite, kemungkinan soft landing telah meningkat cukup dramatis dalam waktu dekat. Namun pada saat yang sama, masih banyak kekhawatiran mengenai seberapa berkelanjutan ketahanan luar biasa yang telah ditunjukkan oleh ekonomi sejauh ini,” kata Simona Mocuta, ketua komite dan kepala ekonom di State Street Global Advisors, kepada para wartawan melalui Zoom, seraya menambahkan komite ini melihat kemungkinan terjadinya resesi tahun depan hanya di bawah 50%.

PT. Equityworld Futures Manado – Para analis di Goldman Sachs menyampaikan laporan pada Sabtu (16/09/2023) bahwa The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan tidak akan menaikkan tingkat suku bunga dalam pertemuan dua hari, pada 31 Oktober-1 November 2023.

Mereka juga memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS) itu berencana menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di pertemuan kebijakan terkait ringkasan proyeksi ekonomi minggu depan.

“Kami mengira, pada November terjadi penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja. Berita inflasi yang lebih baik dan kemungkinan terjadi pertumbuhan di kuartal IV mendatang bakal meyakinkan lebih banyak partisipan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dapat membatalkan kenaikan suku bunga tahun ini,” demikian disampaikan para pakar strategi bank investasi AS dalam laporan, yang dilansir Reuters.

Para pakar juga menuliskan prediksi dot plot – atau hasil jajak pendapat The Fed – yang mencerminkan proyeksi suku bunga dari FOMC dan akan diperbarui pada Rabu (20/09/2023), bakal menunjukkan suara mayoritas tipis 10-9 yang masih mengisyaratkan kenaikan satu kali lagi, jika hanya untuk mempertahankan fleksibilitas untuk saat ini.

Di saat para pelaku pasar mencoba mengukur lintasan kebijakan moneter The Fed, beberapa investor besar, termasuk J.P. Morgan Asset Management dan Janus Henderson Investors, mengungkapkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga, serta mengikuti siklus pengetatan kebijakan moneter paling agresif dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut FedWatch Tool CME Group, kontrak berjangka (futures) yang terkait dengan suku bunga acuan The Fed memperhitungkan kemungkinan 98% bahwa bank sentral tidak mengubah suku bunga di akhir pertemuan 19-20 September 2023.

Data CME juga menunjukkan, peluang untuk suku bunga kebijakan, yang saat ini berada di kisaran 5,25%-5,50%, pun tetap tidak berubah dalam pertemuan 31 Oktober-1 November 2023, yang mana pada Sabtu, angkanya telah mencapai sekitar 72%.

“Tahun depan (kami) dapat melihat penurunan suku bunga secara bertahap, jika inflasi terus mereda,” tutur analis dari Goldman.

Mereka juga menambahkan bahwa The Fed dapat menaikkan estimasi pertumbuhan AS tahun ini dari 1% menjadi 2,1%, ketika para pembuat kebijakan memperbarui proyeksi ekonomi mereka pada Rabu, yang mencerminkan ketahanan ekonomi.

Para ahli strategi Goldman turut memproyeksikan The Fed menurunkan estimasi tingkat pengangguran 2023 sebesar dua persepuluh poin persentase menjadi 3,9%, dan menurunkan estimasi inflasi inti sebesar empat persepuluh poin persentase menjadi 3,5%.

Sementara itu, Komite Penasihat Ekonomi American Bankers Association (ABA) pada Selasa (12/09/2023) merilis prediksi, meskipun AS mungkin terhindar dari resesi, pertumbuhan ekonomi akan melambat secara signifikan pada kuartal-kuartal mendatang dan mendorong naiknya angka pengangguran sekaligus menurunkan inflasi.

Dalam pandangan komite, pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan jadi kurang dari tingkat tahunan 1% dalam tiga kuartal mendatang. Hal ini merupakan respons atas penaikan suku bunga The Fed di masa lalu, dan pengetatan kondisi kredit. Demikian berdasarkan rerata prediksi mereka.

Angka pengangguran diproyeksikan naik dari 3,8% pada Agustus menjadi 4,4% di akhir tahun depan. Sedangkan, laju inflasi harga konsumen diperkirakan turun dari 3,2% pada Juli menjadi 2,2%.

“Sebagai konsensus komite, kemungkinan soft landing telah meningkat cukup dramatis dalam waktu dekat. Namun pada saat yang sama, masih banyak kekhawatiran mengenai seberapa berkelanjutan ketahanan luar biasa yang telah ditunjukkan oleh ekonomi sejauh ini,” kata Simona Mocuta, ketua komite dan kepala ekonom di State Street Global Advisors, kepada para wartawan melalui Zoom, seraya menambahkan komite ini melihat kemungkinan terjadinya resesi tahun depan hanya di bawah 50%.

Sebelumnya, The Fed kembali menaikkan suku bunganya seperempat poin persentase ke kisaran 5,25% hingga 5,5% pada 26 Juli 2023 di mana ini menjadi fed funds rate (FFR) tertinggi dalam 22 tahun.

Saat itu, dalam konferensi pers yang dikutip Bloomberg, Gubernur bank sentral AS Jerome Powell menyampaikan, masih membuka kemungkinan untuk menaikkan bunga acuan lebih lanjut. Tetapi, ia menekankan bahwa peluang penaikan tersebut akan bergantung pada data yang masuk baru-baru ini, yang mengisyaratkan ketangguhan ekonomi AS.

Meskipun Powell menunjukkan sinyal-sinyal menggembirakan soal kenaikan suku bunga The Fed yang berhasil mengurangi tekanan harga, ia menegaskan para pembuat kebijakan masih harus menempuh jalan panjang untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.

Seperti diberitakan, setelah The Fed mengambil jeda untuk menghentikan penaikan suku bunga acuan pada Juni, para pembuat kebijakan kembali menaikkan biaya pinjaman dalam pertemuan kesebelas kalinya yang berlangsung sejak Maret 2022 untuk mengekang inflasi.

PT. Equityworld Futures Manado – Sebelumnya, The Fed kembali menaikkan suku bunganya seperempat poin persentase ke kisaran 5,25% hingga 5,5% pada 26 Juli 2023 di mana ini menjadi fed funds rate (FFR) tertinggi dalam 22 tahun.

Saat itu, dalam konferensi pers yang dikutip Bloomberg, Gubernur bank sentral AS Jerome Powell menyampaikan, masih membuka kemungkinan untuk menaikkan bunga acuan lebih lanjut. Tetapi, ia menekankan bahwa peluang penaikan tersebut akan bergantung pada data yang masuk baru-baru ini, yang mengisyaratkan ketangguhan ekonomi AS.

Meskipun Powell menunjukkan sinyal-sinyal menggembirakan soal kenaikan suku bunga The Fed yang berhasil mengurangi tekanan harga, ia menegaskan para pembuat kebijakan masih harus menempuh jalan panjang untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.

Seperti diberitakan, setelah The Fed mengambil jeda untuk menghentikan penaikan suku bunga acuan pada Juni, para pembuat kebijakan kembali menaikkan biaya pinjaman dalam pertemuan kesebelas kalinya yang berlangsung sejak Maret 2022 untuk mengekang inflasi.

PT. Equityworld Futures Manado

No Comments

Post a Comment